5 Steps To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi > 자유게시판

본문 바로가기

커뮤니티 Korea Sports Science Institute

5 Steps To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi

페이지 정보

작성자Hannah 작성일 24-03-24 조회수 381회

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, yaitu subkultur yang telah menjadi subjek perdebatan dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena budaya yang kompleks, BDSM menimbulkan beragam respon dari masyarakat awam, mulai dari penolakan total sampai pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Sampai Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman jasmaniah, dan permainan kekuasaan telah ada dalam sejarah manusia semenjak zaman kuno. Sebagai figur, dalam kebudayaan Romawi kuno, relasi dominasi dan submisi kerap kali terjadi dalam wujud perbudakan seksual. Padahal beragam praktik ini memiliki akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru timbul pada abad ke-20.

Pada awal abad ke-20, teladan-model seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang tenar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar kepada pemahaman permulaan perihal konsep-konsep yang berhubungan dengan BDSM. Kecuali itu, di era yang sama, Sigmund Freud memperkenalkan konsep sadisme dan masokisme sebagai komponen dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, dikala komunitas-kelompok sosial rahasia mulai terbentuk di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama jangka waktu ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan undang-undang-tata tertib yang memandu praktik-praktik mereka, serta memperkenalkan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam seluruh interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Yakni praktik mengikat atau mengatur gerakan seseorang mengaplikasikan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage dapat bervariasi, mulai dari estetika dan eksplorasi sensual hingga permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan hukum-hukum yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme ialah kepuasan seksual yang didapat dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme adalah kepuasan dari menerima rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang terang.

4. Consent: Persetujuan adalah pilar utama dalam praktik BDSM. Seluruh tindakan harus didasarkan pada kesepakatan yang terang dan diberi secara sukarela oleh seluruh pihak yang terlibat. Persetujuan ini harus bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Terhadap BDSM

Meski praktik-praktik BDSM telah berkembang dan diterima secara luas di antara kelompok sosial yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang memutari subkultur ini. Salah satu kritik utama merupakan bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, padahal pensupportnya menegaskan bahwa segala tindakan dijalankan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari seluruh pihak yang terlibat.

Beberapa juga cemas bahwa praktik-praktik BDSM bisa memperkuat ketidaksetaraan gender dan menjadikan kesalahpahaman tentang apa yang sebetulnya sehat dalam relasi seksual. Tapi, penyokong BDSM berargumen bahwa subkultur ini sesungguhnya mendorong komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyuarakan harapan mereka dengan aman.



BDSM ialah subkultur yang rumit, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Sedangkan masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi kelompok sosial yang terorganisir dengan baik, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi tanda utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM sepatutnya selalu dikerjakan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari seluruh pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan poin-poin yang mendasari subkultur ini, masyarakat bisa lebih terbuka kepada pelbagai bentuk ekspresi seksual dan mensupport kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

go top