Don't Be Afraid To Change What You BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi > 자유게시판

본문 바로가기

커뮤니티 Korea Sports Science Institute

Don't Be Afraid To Change What You BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi

페이지 정보

작성자Randolph 작성일 24-03-24 조회수 144회

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, adalah subkultur yang telah menjadi subjek perdebatan dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena tradisi yang kompleks, BDSM menimbulkan beraneka respon dari masyarakat umum, mulai dari penolakan total sampai pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Hingga Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, sanksi jasmani, dan permainan kekuasaan sudah ada dalam sejarah manusia semenjak zaman kuno. Sebagai teladan, dalam kebudayaan Romawi kuno, relasi dominasi dan submisi tak jarang kali terjadi dalam wujud perbudakan seksual. Meskipun berjenis-jenis praktik ini memiliki akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru muncul pada abad ke-20.

Pada permulaan abad ke-20, contoh-figur seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang familiar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman permulaan seputar konsep-konsep yang terkait dengan BDSM. Selain itu, di era yang sama, Sigmund Freud memberi tahu konsep sadisme dan masokisme sebagai bagian dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, ketika kelompok sosial-komunitas rahasia mulai terwujud di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama jangka waktu ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan aturan-hukum yang mengantar praktik-praktik mereka, serta menyajikan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam semua interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Yakni praktik mengikat atau memegang gerakan seseorang menggunakan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage dapat bervariasi, mulai dari estetika dan eksplorasi sensual hingga permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan aturan-tata tertib yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme adalah kepuasan seksual yang diperoleh dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme yakni kepuasan dari menerima rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang jelas.

f7ae03b553813896f42993e0a64b30c9--free-teen-teen-babes.jpg4. Consent: Persetujuan adalah pilar utama dalam praktik BDSM. Seluruh tindakan patut didasarkan pada kesepakatan yang jelas dan dikasih secara sukarela oleh segala pihak yang terlibat. Persetujuan ini patut bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Kepada BDSM

Meski praktik-praktik BDSM sudah berkembang dan diterima secara luas di antara komunitas yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang memutari subkultur ini. Salah satu kritik utama yaitu bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, sedangkan pendukungnya menegaskan bahwa semua perbuatan dikerjakan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari segala pihak yang terlibat.

Sebagian juga khawatir bahwa praktik-praktik BDSM dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan mewujudkan kesalahpahaman perihal apa yang sebetulnya sehat dalam hubungan seksual. Namun, pensupport BDSM berargumen bahwa subkultur ini sebenarnya mendukung komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyatakan keinginan mereka dengan aman.



BDSM yakni subkultur yang kompleks, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Padahal masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi kelompok sosial yang terorganisir dengan bagus, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi tanda utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM harus senantiasa dikerjakan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari semua pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan nilai-poin yang mendasari subkultur ini, masyarakat dapat lebih terbuka terhadap berjenis-jenis wujud ekspresi seksual dan mendorong kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

go top