Are You BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversiing The Best You Can? Three Signs Of Failure > 자유게시판

본문 바로가기

커뮤니티 Korea Sports Science Institute

Are You BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversiing The Best You Can? Three Signs Of Failure

페이지 정보

작성자Norine 작성일 24-03-24 조회수 42회

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, yaitu subkultur yang telah menjadi subjek perdebatan dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena adat istiadat yang kompleks, BDSM menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat biasa, mulai dari penolakan sempurna sampai pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Sampai Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman fisik, dan permainan kekuasaan telah ada dalam sejarah manusia semenjak zaman kuno. Sebagai teladan, dalam kebudayaan Romawi kuno, kekerabatan dominasi dan submisi kerap kali kali terjadi dalam format perbudakan seksual. Padahal pelbagai praktik ini memiliki akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru muncul pada abad ke-20.

Pada permulaan abad ke-20, figur-model seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang terkenal dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman permulaan seputar konsep-konsep yang berkaitan dengan BDSM. Selain itu, di era yang sama, Sigmund Freud memberi tahu konsep sadisme dan masokisme sebagai bagian dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, dikala komunitas-komunitas rahasia mulai terwujud di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama jangka waktu ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan hukum-aturan yang mengantar praktik-praktik mereka, serta menyajikan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam seluruh interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Yakni praktik mengikat atau mengatur gerakan seseorang mengaplikasikan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage dapat bervariasi, mulai dari estetika dan eksplorasi sensual sampai permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan tata tertib-hukum yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme ialah kepuasan seksual yang didapat dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme merupakan kepuasan dari menerima rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang jelas.

4. Consent: Persetujuan yaitu pilar utama dalam praktik BDSM. Seluruh tindakan seharusnya didasarkan pada kesepakatan yang terang dan diberi secara sukarela oleh semua pihak yang terlibat. Persetujuan ini sepatutnya bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Kepada BDSM

Walaupun praktik-praktik BDSM telah berkembang dan diterima secara luas di antara komunitas yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang memutari subkultur ini. Salah satu kritik utama merupakan bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, walaupun penunjangnya menegaskan bahwa seluruh tindakan dilaksanakan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari seluruh pihak yang terlibat.

Beberapa juga cemas bahwa praktik-praktik BDSM dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan menghasilkan kesalahpahaman tentang apa yang hakekatnya sehat dalam kekerabatan seksual. Melainkan, pendukung BDSM berargumen bahwa subkultur ini sesungguhnya mendukung komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan mengucapkan harapan mereka dengan aman.



BDSM merupakan subkultur yang kompleks, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Sedangkan masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi komunitas yang terorganisir dengan bagus, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi tanda utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM semestinya senantiasa dilakukan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari semua pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan skor-skor yang mendasari subkultur ini, masyarakat bisa lebih terbuka kepada beragam bentuk ekspresi seksual dan mensupport kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

go top