How To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi And Influence People > 자유게시판

본문 바로가기

커뮤니티 Korea Sports Science Institute

How To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi And Influence People

페이지 정보

작성자Chance 작성일 24-03-24 조회수 8회

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, adalah subkultur yang telah menjadi subjek perdebatan dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena tradisi yang rumit, BDSM menimbulkan bermacam-macam reaksi dari masyarakat biasa, mulai dari penolakan sempurna hingga pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Hingga Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman lahiriah, dan permainan kekuasaan sudah ada dalam sejarah manusia sejak zaman kuno. Sebagai model, dalam kebudayaan Romawi kuno, kekerabatan dominasi dan submisi sering kali terjadi dalam format perbudakan seksual. Meskipun berjenis-jenis praktik ini memiliki akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru muncul pada abad ke-20.

Pada permulaan abad ke-20, contoh-model seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang tenar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman permulaan perihal konsep-konsep yang berkaitan dengan BDSM. Kecuali itu, di era yang sama, Sigmund Freud mempersembahkan konsep sadisme dan masokisme sebagai komponen dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, ketika komunitas-kelompok sosial rahasia mulai terwujud di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama periode ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan undang-undang-undang-undang yang mendampingi praktik-praktik mereka, serta mempersembahkan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam segala interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Merupakan praktik mengikat atau mengendalikan gerakan seseorang memakai tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage dapat bervariasi, mulai dari estetika dan eksplorasi sensual sampai permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan hukum-undang-undang yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme ialah kepuasan seksual yang didapat dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme merupakan kepuasan dari mendapatkan rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang terang.

4. Consent: Persetujuan adalah pilar utama dalam praktik BDSM. Seluruh perbuatan wajib didasarkan pada kesepakatan yang jelas dan diberi secara sukarela oleh segala pihak yang terlibat. Persetujuan ini seharusnya bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Terhadap BDSM

Padahal praktik-praktik BDSM sudah berkembang dan diterima secara luas di antara komunitas yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang mengitari subkultur ini. Salah satu kritik utama adalah bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, meski penunjangnya menegaskan bahwa segala perbuatan dilakukan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari seluruh pihak yang terlibat.

Beberapa juga khawatir bahwa praktik-praktik BDSM bisa memperkuat ketidaksetaraan gender dan menghasilkan kesalahpahaman perihal apa yang sesungguhnya sehat dalam hubungan seksual. Namun, penyokong BDSM berargumen bahwa subkultur ini hakekatnya menyokong komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyatakan kemauan mereka dengan aman.



BDSM ialah subkultur yang rumit, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Meski masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi kelompok sosial yang terorganisir dengan bagus, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi pertanda utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM seharusnya selalu dijalankan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari seluruh pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan nilai-skor yang mendasari subkultur ini, masyarakat dapat lebih terbuka kepada beraneka bentuk ekspresi seksual dan menyokong kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

go top