The Dangers Of BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversiing Too Much > 자유게시판

본문 바로가기

커뮤니티 Korea Sports Science Institute

The Dangers Of BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversiing Too Much

페이지 정보

작성자Nickolas 작성일 24-03-24 조회수 7회

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, yakni subkultur yang telah menjadi subjek pro kontra dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena kebiasaan yang rumit, BDSM menimbulkan bermacam-macam reaksi dari masyarakat umum, mulai dari penolakan sempurna sampai pemahaman yang mendalam.


preview.jpgSejarah BDSM: Dari Kuno Hingga Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman lahiriah, dan permainan kekuasaan sudah ada dalam sejarah manusia semenjak zaman kuno. Sebagai teladan, dalam kebudayaan Romawi kuno, relasi dominasi dan submisi kerap kali terjadi dalam wujud perbudakan seksual. Sedangkan bermacam-macam praktik ini memiliki akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru timbul pada abad ke-20.

Pada permulaan abad ke-20, contoh-model seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang familiar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar kepada pemahaman permulaan tentang konsep-konsep yang terkait dengan BDSM. Selain itu, di era yang sama, Sigmund Freud memberi tahu konsep sadisme dan masokisme sebagai bagian dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, dikala kelompok sosial-kelompok sosial rahasia mulai terbentuk di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama periode ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan hukum-hukum yang mendampingi praktik-praktik mereka, serta menyajikan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam seluruh interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Adalah praktik mengikat atau mengatur gerakan seseorang menerapkan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage bisa bervariasi, mulai dari keindahan dan eksplorasi sensual hingga permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan peraturan-aturan yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme yakni kepuasan seksual yang didapat dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme adalah kepuasan dari mendapatkan rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini bisa dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang terang.

4. Consent: Persetujuan merupakan pilar utama dalam praktik BDSM. Semua tindakan sepatutnya didasarkan pada kesepakatan yang terang dan dikasih secara sukarela oleh semua pihak yang terlibat. Persetujuan ini seharusnya bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Kepada BDSM

Sedangkan praktik-praktik BDSM telah berkembang dan diterima secara luas di antara kelompok sosial yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang mengelilingi subkultur ini. Salah satu kritik utama yaitu bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, padahal pendorongnya menegaskan bahwa segala tindakan dijalankan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari semua pihak yang terlibat.

Beberapa juga khawatir bahwa praktik-praktik BDSM dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan mewujudkan kesalahpahaman seputar apa yang hakekatnya sehat dalam hubungan seksual. Namun, pendorong BDSM berargumen bahwa subkultur ini sesungguhnya mendorong komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyatakan keinginan mereka dengan aman.



BDSM merupakan subkultur yang kompleks, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Meskipun masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM telah berkembang menjadi komunitas yang terorganisir dengan bagus, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi tanda utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM mesti selalu dijalankan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari seluruh pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan skor-skor yang mendasari subkultur ini, masyarakat bisa lebih terbuka kepada bermacam-macam format ekspresi seksual dan mensupport kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

go top