How To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi > 자유게시판

본문 바로가기

커뮤니티 Korea Sports Science Institute

How To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi

페이지 정보

작성자Kristina 작성일 24-03-24 조회수 17회

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, ialah subkultur yang telah menjadi subjek pro kontra dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena kebiasaan yang rumit, BDSM memunculkan beragam respon dari masyarakat umum, mulai dari penolakan total sampai pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Sampai Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, sanksi lahiriah, dan permainan kekuasaan telah ada dalam sejarah manusia semenjak zaman kuno. Sebagai teladan, dalam kebudayaan Romawi kuno, relasi dominasi dan submisi sering kali kali terjadi dalam format perbudakan seksual. Meskipun berbagai praktik ini memiliki akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru timbul pada abad ke-20.

Pada permulaan abad ke-20, model-contoh seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang tenar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman permulaan seputar konsep-konsep yang berkaitan dengan BDSM. Selain itu, di era yang sama, Sigmund Freud mempersembahkan konsep sadisme dan masokisme sebagai bagian dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, ketika kelompok sosial-komunitas rahasia mulai terwujud di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama jangka waktu ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan peraturan-hukum yang mendampingi praktik-praktik mereka, serta memberi tahu konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam segala interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Yakni praktik mengikat atau memegang gerakan seseorang memakai tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage bisa bervariasi, mulai dari keindahan dan eksplorasi sensual hingga permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan tata tertib-regulasi yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme yakni kepuasan seksual yang didapatkan dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme adalah kepuasan dari menerima rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang jelas.

4. Consent: Persetujuan yakni pilar utama dalam praktik BDSM. Semua perbuatan sepatutnya didasarkan pada kesepakatan yang terang dan diberikan secara sukarela oleh segala pihak yang terlibat. Persetujuan ini seharusnya bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Kepada BDSM

Walaupun praktik-praktik BDSM telah berkembang dan diterima secara luas di antara kelompok sosial yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang mengitari subkultur ini. Salah satu kritik utama adalah bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, sedangkan pendorongnya menegaskan bahwa semua tindakan dijalankan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari semua pihak yang terlibat.

Sebagian juga khawatir bahwa praktik-praktik BDSM dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan mewujudkan kesalahpahaman tentang apa yang hakekatnya sehat dalam kekerabatan seksual. Namun, pendorong BDSM berargumen bahwa subkultur ini sesungguhnya mensupport komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan mengungkapkan keinginan mereka dengan aman.



BDSM ialah subkultur yang kompleks, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Padahal masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi kelompok sosial yang terorganisir dengan bagus, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi pertanda utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM mesti selalu dijalankan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari seluruh pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan nilai-poin yang mendasari subkultur ini, masyarakat bisa lebih terbuka terhadap beraneka wujud ekspresi seksual dan menunjang kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

go top