Ten Steps To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi > 자유게시판

본문 바로가기

커뮤니티 Korea Sports Science Institute

Ten Steps To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi

페이지 정보

작성자Shiela Grishin 작성일 24-03-21 조회수 336회

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, yakni subkultur yang sudah menjadi subjek polemik dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena kultur yang kompleks, BDSM memunculkan beraneka tanggapan dari masyarakat awam, mulai dari penolakan sempurna hingga pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Hingga Modern

hq720.jpgBDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman jasmani, dan permainan kekuasaan telah ada dalam sejarah manusia sejak zaman kuno. Sebagai figur, dalam kebudayaan Romawi kuno, relasi dominasi dan submisi tak jarang kali terjadi dalam wujud perbudakan seksual. Meski bermacam-macam praktik ini memiliki akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru muncul pada abad ke-20.

Pada permulaan abad ke-20, figur-contoh seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang familiar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman permulaan perihal konsep-konsep yang terkait dengan BDSM. Kecuali itu, di era yang sama, Sigmund Freud memberi tahu konsep sadisme dan masokisme sebagai komponen dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, ketika komunitas-kelompok sosial rahasia mulai terwujud di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama periode ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan undang-undang-aturan yang menemani praktik-praktik mereka, serta mempersembahkan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam segala interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Ialah praktik mengikat atau memegang gerakan seseorang menggunakan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage dapat bervariasi, mulai dari keindahan dan eksplorasi sensual hingga permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan regulasi-hukum yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme yakni kepuasan seksual yang diperoleh dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme yaitu kepuasan dari menerima rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini bisa dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang jelas.

4. Consent: Persetujuan yakni pilar utama dalam praktik BDSM. Segala perbuatan seharusnya didasarkan pada kesepakatan yang jelas dan dikasih secara sukarela oleh semua pihak yang terlibat. Persetujuan ini seharusnya bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Terhadap BDSM

Sedangkan praktik-praktik BDSM sudah berkembang dan diterima secara luas di antara kelompok sosial yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang memutari subkultur ini. Salah satu kritik utama yakni bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, meski pendukungnya menegaskan bahwa seluruh perbuatan dilakukan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari seluruh pihak yang terlibat.

Beberapa juga kuatir bahwa praktik-praktik BDSM bisa memperkuat ketidaksetaraan gender dan menciptakan kesalahpahaman perihal apa yang sebetulnya sehat dalam kekerabatan seksual. Namun, pendukung BDSM berargumen bahwa subkultur ini sesungguhnya menunjang komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan mengucapkan keinginan mereka dengan aman.



BDSM merupakan subkultur yang kompleks, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Padahal masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi komunitas yang terorganisir dengan baik, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi petunjuk utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM mesti selalu dilakukan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari segala pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan skor-skor yang mendasari subkultur ini, masyarakat bisa lebih terbuka terhadap pelbagai bentuk ekspresi seksual dan mensupport kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

go top