BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi Better Than Guy Kawasaki Himself > 자유게시판

본문 바로가기

커뮤니티 Korea Sports Science Institute

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi Better Than Guy Kawasaki Himself

페이지 정보

작성자Marylyn 작성일 24-03-21 조회수 234회

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, ialah subkultur yang telah menjadi subjek polemik dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena tradisi yang kompleks, BDSM menimbulkan pelbagai tanggapan dari masyarakat lazim, mulai dari penolakan sempurna sampai pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Hingga Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman fisik, dan permainan kekuasaan telah ada dalam sejarah manusia sejak zaman kuno. Sebagai model, dalam kebudayaan Romawi kuno, relasi dominasi dan submisi sering kali kali terjadi dalam bentuk perbudakan seksual. Sedangkan beragam praktik ini mempunyai akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru muncul pada abad ke-20.

Pada permulaan abad ke-20, teladan-model seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang tenar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar kepada pemahaman permulaan seputar konsep-konsep yang berkaitan dengan BDSM. Selain itu, di era yang sama, Sigmund Freud menyajikan konsep sadisme dan masokisme sebagai komponen dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, dikala kelompok sosial-komunitas rahasia mulai terwujud di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama periode ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan aturan-hukum yang menemani praktik-praktik mereka, serta mempersembahkan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam semua interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Yaitu praktik mengikat atau memegang gerakan seseorang menerapkan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage dapat bervariasi, mulai dari estetika dan eksplorasi sensual sampai permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan undang-undang-aturan yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme yakni kepuasan seksual yang didapatkan dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme yakni kepuasan dari mendapatkan rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang jelas.

4. Consent: Persetujuan ialah pilar utama dalam praktik BDSM. Segala perbuatan seharusnya didasarkan pada kesepakatan yang jelas dan diberikan secara sukarela oleh semua pihak yang terlibat. Persetujuan ini patut bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Kepada BDSM

Meskipun praktik-praktik BDSM sudah berkembang dan diterima secara luas di antara kelompok sosial yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang memutari subkultur ini. Salah satu kritik utama yakni bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, padahal pendorongnya menegaskan bahwa segala tindakan dijalankan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari seluruh pihak yang terlibat.

Beberapa juga cemas bahwa praktik-praktik BDSM dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan menciptakan kesalahpahaman tentang apa yang sebetulnya sehat dalam kekerabatan seksual. Tetapi, penyokong BDSM berargumen bahwa subkultur ini sesungguhnya menunjang komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyuarakan keinginan mereka dengan aman.



BDSM ialah subkultur yang rumit, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Meski masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi kelompok sosial yang terorganisir dengan bagus, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi petunjuk utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM patut senantiasa dilaksanakan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari semua pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan nilai-nilai yang mendasari subkultur ini, masyarakat bisa lebih terbuka kepada berbagai wujud ekspresi seksual dan mendorong kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

go top