How To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi In Three Easy Steps > 자유게시판

본문 바로가기

커뮤니티 Korea Sports Science Institute

How To BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi In Three Easy Steps

페이지 정보

작성자Teresa Buckman 작성일 24-03-21 조회수 366회

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, merupakan subkultur yang telah menjadi subjek pro kontra dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena adat istiadat yang kompleks, BDSM menimbulkan bermacam respons dari masyarakat lazim, mulai dari penolakan sempurna hingga pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Hingga Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman jasmani, dan permainan kekuasaan telah ada dalam sejarah manusia semenjak zaman kuno. Sebagai contoh, dalam kebudayaan Romawi kuno, hubungan dominasi dan submisi kerap kali kali terjadi dalam format perbudakan seksual. Meski bermacam praktik ini mempunyai akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru muncul pada abad ke-20.

Pada awal abad ke-20, contoh-teladan seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang terkenal dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar kepada pemahaman permulaan seputar konsep-konsep yang berhubungan dengan BDSM. Kecuali itu, di era yang sama, Sigmund Freud memberi tahu konsep sadisme dan masokisme sebagai komponen dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, dikala komunitas-komunitas rahasia mulai terbentuk di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama periode ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan peraturan-aturan yang memandu praktik-praktik mereka, serta mempersembahkan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam segala interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Yakni praktik mengikat atau mengendalikan gerakan seseorang menggunakan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage dapat bervariasi, mulai dari estetika dan eksplorasi sensual sampai permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan tata tertib-undang-undang yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme yakni kepuasan seksual yang diperoleh dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme adalah kepuasan dari menerima rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang jelas.

4. Consent: Persetujuan ialah pilar utama dalam praktik BDSM. Segala tindakan semestinya didasarkan pada kesepakatan yang jelas dan diberikan secara sukarela oleh semua pihak yang terlibat. Persetujuan ini semestinya bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Kepada BDSM

Meskipun praktik-praktik BDSM sudah berkembang dan diterima secara luas di antara kelompok sosial yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang mengelilingi subkultur ini. Salah satu kritik utama merupakan bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, walaupun penunjangnya menegaskan bahwa semua tindakan dilaksanakan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari segala pihak yang terlibat.

Sebagian juga cemas bahwa praktik-praktik BDSM bisa memperkuat ketidaksetaraan gender dan menjadikan kesalahpahaman perihal apa yang sesungguhnya sehat dalam relasi seksual. Tetapi, pendukung BDSM berargumen bahwa subkultur ini sebetulnya mensupport komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyuarakan keinginan mereka dengan aman.



BDSM yaitu subkultur yang kompleks, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Padahal masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM telah berkembang menjadi komunitas yang terorganisir dengan baik, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi pedoman utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM sepatutnya selalu dijalankan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari segala pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan skor-nilai yang mendasari subkultur ini, masyarakat dapat lebih terbuka terhadap bermacam wujud ekspresi seksual dan mendorong kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

go top